![]() |
Gambar Pelengkap |
Baru saja sepakbola Indonesia sudah akan mulai tumbuh ke jalur yang lebih baik, malah muncul makhluk-makhluk goblok yang merusak! Saya mengatakan hal seperti ini karena memang kejadian buruk ini terjadi Ketika masyarakat kita sedang bangga-bangganya atas pencapaian Timnas kita di persepakbolaan internasional dengan mampu menembus level asia karena lolos ke piala asia, timnas kita juga mampu mengalahkan tim yang memiliki ranking FIFA yang lebih tinggi. Perlahan-lahan organisasi badan sepakbola negara kita juga terlihat mulai berbenah untuk memperbaiki sistem dan pelaksanaannya menuju lebih baik. Berbagai jadwal pertandingan internasional bertajuk FIFA match day mulai dirancang untuk menaikan ranking sepakbola kita di level Dunia, lagi dan lagi badan organisasi sepakbola kita terus memperlihatkan keinginannya untuk terus memperbaiki diri meskipun masih begitu banyak tantangan yang harus dilewati.
Namun tiba-tiba saja sebuah kejadian yang amat memilukan terjadi dengan begitu cepat dan tidak terduga, sebuah pertandingan liga level nasional terjadi antara Persebaya melawan Arema, menghasilkan skor akhir 3 – 2 untuk kemenangan Persebaya. Beberapa supporter tidak terima dengan kekalahan ini hingga melakukan protes dan turun ke lapangan, memicu kericuhan hingga benar-benar terjadi! Sebuah tontonan yang amat merusak mata, pikiran dan hati secara bersamaan. Oran-orang melakukan hal-hal memalukan di berbagai sudut lapangan, memukuli sesamanya, berkata-kata kotor terhadap sesamanya bahkan menghancurkan fasilitas-fasilitas yang tersedia termasuk kendaraan-kendaraan yang memang sangat diperlukan untuk keadaan tertentu. Dimanakah hati dan pikiran mereka semua? Dimanakah hati dan pikiran anda semua?
Hal ini menjadi semakin parah ketika aparat keamanan menyemprotkan begitu saja gas air mata ke arah tribun penonton yang kebanyakan tidak turun ke lapangan, sehingga menimbulkan kepanikan dan orang-orang akhirnya berebutan jalan untuk ke luar, berdesak-desakan saling jepit satu sama lain, mungkin ada yang jatuh lalu terinjak, ada yang kehabisan nafas, hingga akhirnya meninggal. Semua orang tentunya bertanggungjawab atas tragedi ini.
Dengan adanya kejadian ini maka bukan tidak mungkin sepakbola negara kita akan Kembali menerima sanksi dari FIFA setelah dulu pun kita pernah menerima sanksi pahit itu, apakah ranking kita akan Kembali turun drastis? Apakah liga kita akan kembali dibekukan? Atau apakah status tuan rumah piala Dunia u-20 kita akan dicabut? Entahlah! Tapi menurut saya mungkin kejauhan, semoga saja tidak terjadi.
Saya sendiri tidak pernah menonton pertandingan sepakbola secara langsung ke stadion karena terus terang saya takut, melihat kerumunan begitu banyak orang dengan berbagai latar belakang dan karakter yang bisa saja bila bersenggolan sedikit atau menyaksikan tim yang didukungnya mengalami kekalahan malah dapat berakhir dengan saling baku hantam! Contohnya seperti yang baru saja terjadi ini. Well, mungkin di sepakbola contohnya di Jepang atau Inggris saya tidak memiliki perasaan itu karena kita sudah tahu sendiri bagaimana kedisiplinan mereka dalam menonton dan mendukung tim mereka dalam sebuah pertandingan sangat baik, dan belum pernah terdengar kericuhan apa lagi sampai sebesar kejadian yang baru saja terjadi ini. Pernah terjadi tapi itupun karena FIFA yang belum ngeregulasi soal SOP pengaman kericuhan di masa lalu.
Dengan ini saya akan mengatakan bahwa rata-rata orang yang menonton pertandingan sepakbola secara langsung di stadion itu rata-rata bukan orang-orang baik, setidaknya untuk orang Indonesia sampai saat ini dan sampai para pendukung sepakbola negara kita benar-benar telah dewasa, saya tidak akan menggeneralisasi bahwa semua orang Indonesia yang sering menonton sepakbola di stadion itu semuanya bukan orang baik, namun kebanyakan kan seperti itu dengan semua kefanatikan yang keterlaluan dan tidak bisa menerima kekalahan padahal permainan itu ada menang dan ada kalah, sudah jelas mereka bukan orang-orang baik dan belum dewasa!
Pesan Untuk Supporter Indonesia
![]() |
Supporter |
Sekarang coba yang merasa seorang supporter dan sering menonton pertandingan tim yang dicintainya secara langsung di stadion perbaikilah moral dan mentalnya, perbaiki hati dan pikiran, tingkatkan kedewasaan dan keisiplinan, kalua hal itu tidak dapat dilakukan maka berhentilah menonton sepakbola, berhentilah mendukung tim kesayangan karena jiwa anda sedang bermasalah! Karena baik menang atau pun kalah dalam sebuah permainan contohnya sepakbola itu sejatinya adalah hiburan, jika anda tidak dapat menerima itu, maka jelas memang jiwa anda benar-benar bermasalah! Jika anda mengatakan ini bukanlah sekedar permainan tetapi soal gengsi, soal pembuktian daerah siapa yang terbaik dan terkuat, maka jiwa anda bukan sekedar bermasalah tapi sakit! Bagaimana mungkin sebuah permainan olahraga yang begitu menjujung tinggi sportivitas dengan berbagai macam aturannya bisa dijadikan sebagai ajang pembuktian soal daerah mana yang paling kuat, daerah mana yang terbaik dengan tidak bisa menerima kekalahan hingga akirnya harus saling baku hantam dan membunuh orang lain. Nyawa statusnya disandingkan hanya dengan sebuah permainan, sungguh menjijikan kalian semua!
Kesimpulan
Terlepas dari kacaunya pengamanan yang dilakukan hingga memperparah keadaan, supporter sebagai pendukung dan pecinta suatu olahraga dalam hal ini sepakbola seharusnya sadar akan menerapkan kedisiplinan dan sportivitas, bukan hanya pemain yang didukungnya saja yang memiliki mental tersebut. Jangan kalah akan ego hingga memancing sesuatu yang buruk terjadi!
Naik dan turun status dalam kompetisi olahraga itu benar-benar merupakan sebuah hal yang sangat wajar dan sering terjadi kepada berbagai tim atau atlet di berbagai belahan Dunia, namun yang sering terjadi adalah para penggila dibelakangnya yang tidak bisa menerima hal tersebut dengan mengatasnamakan gengsi, hal itu merupakan ego diri yang tidak bisa menerima berbagai kemungkinan, padahal dia sendiri hanyalah pendukung bukan pemain. Jika anda ingin terus menang maka jadilah pemain, lalu jadilah pemain yang hebat yang tidak terkalahkan jika anda bisa, lalu pada akhirnya anda akan menyadari bahwa menjadi tidak terkalahkan itu mustahil! Bahkan seorang petinju yang dijuluki sebagai The Greatest of All Time pun Muhammad Ali pernah 5 kali dikalahkan dalam karirnya. Ini bukanlah tentang sering atau jarangnya anda dikalahkan, tetapi sesering apa pun anda dikalahkan akan ada kalanya anda menang, sesering apa pun anda gagal menjadi juara akan ada kalanya anda berhasil menjadi juara dan sebaliknya.
Saya Ivan Miraj, Terima kasih!
0 Komentar
Silahkam berkomentar dengan sopan!